Senin, 26 Agustus 2019

Nirvana

SEORANG UTUSAN

Pernahkah terbesit sebuah pertanyaan dalam kepalamu “Kenapa Muhammad hanya turun di Arab sana? Kenapa tidak diturunkan Muhammad-Muhammad yang lain di tempat lain yang berbeda? bukankah dengan begitu akan lebih mudah dalam menerima sebuah budaya di suatu tempat, karena Muhammad yang ada di tempat tersebut adalah salah satu dari sekian banyak anggota masyarakat yang hidup dalam bangsa tersebut, sehingga kemungkinan terjadinya bid’ah dan sejenisnya akan sangat minim bahkan kemungkinan tidak akan terjadi. Karena, Muhammad yang bertempat tinggal di bangsa tersebut pastilah tau apa yang harus dilakukannya sebagai masyarakat yang baik dalam berbangsa dan bernegara dengan melestarikan budaya bangsanya tersebut?” Bayangkan saja bila ada Muhammad yang dilahirkan misalnya di tanah Jawa, bisa jadi wayang, gamelan, batik, tahlil, genduren, maulidan dll. hukumnya adalah sunnah bahkan fardu kifayah atau bahkan fardu ain. Bila itu terjadi mungkin sekarang banyak generasi yang katanya Ahlu Sunnah wal Jamaah akan berbondong-bondong melestarikan kebudayaan tersebut. Atau mungkin Muhammad yang ada di Jepang bisa jadi akan melestarikan budaya Festival kembang apinya dan festival-festival yang lainnya. Tentunya semua kebudayaan tersebut telah diakulturasi dengan tidak melebihi batas syariat yang telah ditetapkan.

Tentu itu semua bisa saja terjadi karena Tuhan adalah Maha Perkasa atas segalanya, menciptakan sebuah alur kehidupan yang seperti itu bahkan lebih mudah dari pada menjentikkan jari-Nya (bukan makna sebenarnya). Tapi,  bila terjadi demikian mungkin akan terjadi masalah yang lain yang tidak terjadi di alur kehidupan yang sekarang. Misalnya, karena Muhammad diturunkan di tempat yang berbeda-beda kemungkinan akan terjadi kefanatikan yang lebih daripada sekarang dalam sebuah kepercayaan, sehingga antar daerah akan saling mengunggulkan budayanya karena mereka yakin dengan Muhammad di bangsa mereka yang membuat hukum budayanya sebagai sunnah, fardu kifayah, atau fardu ain. Ayat toleransi yang turun pun pasti juga akan berbeda dari ayat yang sekarang. Bila melihat hal tersebut di alur yang sekarang, tentu itu semua adalah hal yang mustahil untuk terjadi.



NB : Di sini kita berdiskusi bertukar pikiran. Bukan beradu argumen akan keilmuan!